Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Puisi : Manusia, pendapat nyentrik

MANUSIA Apa itu manusia? Apa kata yang tepat untuknya? Kata yang dapat mendefinisikannya? Adakah? Mungkin egois? Fana? Beradab? Berubah? Rapuh? Benarkah? Manusia... Bukan seperti mesin yang selalu menuruti perintah. Akan ada keinginan liar yang berkumpul. Seperti kebosanan, rasa malas, ingin melarikan diri dari tanggung jawab, kesal, lelah, putus asa, dan lalai. Bukan seperti hewan yang tidak dapat berpikir. Pasti ada sebab akibat yang menyertai, meski kadang tak selalu dapat dipahami. Akan ada alasan dibalik semua tindakan, apapun itu. Bukan tuhan yang maha kuasa. Karena sepintar apapun akan selalu ada yang tak dimengerti, tak dipahami, tak diketahui dan tak bisa dilakukan. Sehebat apapun manusia akan selalu tunduk dan kembali ke alam. Bukan dewa yang tak seperti dunia fana. Kita punya sejuta perasaan yang terus berganti secepat kilat. Tak bisa selamanya kekal dan abadi. Selalu berganti, entah itu kulit ataupun hati. Selalu mudah tuk melupakan. Bukan malaikat yang berh

Puisi : BERKABUNG

BERKABUNG Untuk moralitas massa Entah mengapa, di masa yang lebih maju ini, semua serba ada dan lebih di permudah, setan dalam diri justru semakin merana. Semakin berkobar dibalik payung wajah tak kepedulian. Entah mengapa, hati ini semakin tak terima, ingin berkuasa dan hancurkan semua kegilaan ini. Biar, biar lelah jiwa raga terobati. Hingga, Hasrat terus menggebu. Membuncah penuh angan dan awang - awang. Lalu apa lagi yang tersisa? Karena sayangnya hanya berkabung yang ada. Berkabung atas matinya harga diri, Royalitas pada kode etik dan mentalitas rational Serta harga mati untuk kebenaran Semua, semua lenyap ditelan jurang saat ada kepentingan. Saat kerakusan hadir. Saat kekuasaan, harta, posisi, ego, harga diri dan keinginan mengisi celah - celah hati. Semua, semua retorika ini tak berguna. Kenapa? Karena manusia itu egois sayang. Selalu, dulu atau sekarang, juga di masa yang akan datang. Selalu, dan akan selalu seperti itu. Karena salah satu jati diri manusia adal