Tukak lambung

Tukak lambung adalah luka yang muncul pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung. Luka ini juga berpotensi muncul pada dinding bagian pertama usus kecil (duodenum) serta kerongkongan (esofagus).
Penyakit ini dapat menyerang semua orang pada segala umur. Meski begitu, lansia di atas 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.

Gejala-gejala Tukak Lambung

Gejala utama yang akan Anda rasakan jika mengalami tukak lambung adalah nyeri atau perih pada perut. Rasa sakit tersebut muncul karena terjadinya iritasi akibat asam lambung yang membasahi luka. Gejala ini biasanya berupa rasa nyeri yang:
  • Menyebar ke leher, pusar, hingga punggung.
  • Muncul pada malam hari.
  • Terasa makin parah saat perut kosong.
  • Umumnya berkurang untuk sementara jika Anda makan atau mengonsumsi obat penurun asam lambung.
  • Hilang lalu kambuh beberapa hari atau minggu kemudian.
Di samping nyeri pada perut, ada beberapa gejala lain yang mungkin Anda alami, di antaranya nyeri ulu hati, tidak nafsu makan, mual, serta gangguan pencernaan.
Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, periksakan diri Anda ke dokter. Meski demikian, tukak lambung terkadang tidak menyebabkan gejala apa pun sampai akhirnya terjadi komplikasi.
Oleh sebab itu, Anda sebaiknya waspada dan segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan darurat jika mengalami muntah darah, tinja dengan darah atau berwarna hitam, serta sakit perut menusuk yang muncul tiba-tiba dan terus bertambah parah. Gejala-gejala tersebut mengindikasikan terjadinya pendarahan pada lambung.

Penyebab Tukak Lambung

Dinding lambung biasanya dilapisi selaput yang melindunginya dari asam lambung. Peningkatan kadar asam lambung atau penipisan selaput pelindung lambung berpotensi memicu munculnya tukak lambung.
Penyebab umum yang dapat menurunkan perlindungan dinding lambung terhadap asam lambung meliputi infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat anti inflamasi non-steroid. Ibuprofen, aspirin, atau diclofenac adalah beberapa contoh obat anti inflamasi non-steroid yang sering digunakan.
Infeksi akibat bakteri H. pylori termasuk kondisi yang umum dan sering kali tidak disadari penderitanya. Sementara konsumsi obat anti inflamasi non-steroid yang sering atau berkepanjangan akan meningkatkan risiko tukak lambung, terutama bagi lansia.
Di samping bakteri dan obat, merokok dan konsumsi minuman keras juga dapat meningkatkan risiko tukak lambung. Rokok akan meningkatkan risiko tukak lambung pada orang yang sudah terinfeksi H. pylori. Kandungan alkohol dalam minuman keras juga dapat menipiskan selaput pelindung dinding lambung, sekaligus meningkatkan kadar asam lambung.
Banyak yang menganggap makanan pedas atau kondisi stres sebagai penyebab tukak lambung. Anggapan ini tidak benar. Makanan dan stres tidak menyebabkan tukak lambung, tapi dapat memperparah gejalanya.

Diagnosis Tukak Lambung

Pada tahap awal diagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami. Jika diduga mengidap tukak lambung, Anda akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan yang lebih mendetail. Pemeriksaan lanjutan tersebut meliputi endoskopi dan tes untuk memastikan ada atau tidak adanya bakteri H. pylori.
Jika dokter menduga tukak lambung muncul akibat bakteri dan pasien tidak pernah mengonsumsi obat anti inflamasi non-steroid, pemeriksaan bakteri kemungkinan akan dilakukan melalui tes darah, tes sampel tinja, atau tes pernapasan.
Endoskopi dilakukan dengan memasukkan kamera ke dalam lambung. Proses ini akan membantu dokter memeriksa dan memastikan keberadaaan luka pada dinding lambung secara langsung.
Pengambilan sampel jaringan juga mungkin sekaligus dilakukan dalam endoskopi. Sampel tersebut kemudian akan diuji guna mendeteksi keberadaan H. pylori.

Pengobatan Tukak Lambung

Langkah pengobatan untuk tiap pasien tentu tidak sama. Dokter menentukannya berdasarkan pada penyebab tukak lambung yang dialami pasien. Beberapa jenis obat yang umumnya akan digunakan untuk menangani tukak lambung meliputi:
  • Antibiotik. Tukak lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori akan ditangani dengan kombinasi dari beberapa antibiotik. Amoxicillin, metronidazole dan clarithromycin adalah contoh antibiotik yang biasanya diresepkan oleh dokter.
  • Penghambat pompa proton. Jika Anda mengidap tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid, dokter akan menyarankan penggunaan penghambat pompa proton. Obat ini akan mengurangi kadar asam lambung dengan menghalangi kinerja sel-sel yang memproduksi asam lambung. Lansoprazole adalah jenis penghambat pompa proton yang sering digunakan.
  • Obat penghambat reseptor H2. Fungsi obat ini sama dengan penghambat pompa proton, yaitu menurunkan kadar asam lambung.
  • Antasida dan alginat. Antasida akan menetralisasi asam lambung untuk waktu singkat, sedangkan alginat akan melindungi dinding lambung. Karena itu, kedua obat ini diberikan untuk mengurangi rasa nyeri secara cepat sebelum obat-obatan lainnya mulai bekerja. Tetapi jika Anda menggunakan penghambat pompa proton atau ranitidin, Anda sebaiknya menunggu 1-2 jam sebelum mengonsumsi antasida dan alginat. Buah pisang juga dapat dikonsumsi sebagai alternatif jika Anda enggan menggunakan kedua obat ini.
Menangani penyebab tukak lambung dengan seksama akan menyembuhkan luka yang muncul sekaligus mencegah kekambuhannya. Untuk membantu proses penyembuhan serta menghindari gejala tukak lambung yang makin parah, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan. Langkah-langkah sederhana tersebut meliputi:
  • Membatasi konsumsi minuman keras. Kandungan alkoholnya dapat menyebabkan iritasi pada bagian lambung yang mengalami peradangan.
  • Berhenti merokok. Rokok dapat menghambat penyembuhan sekaligus meningkatkan risiko tukak lambung.
  • Mengurangi konsumsi teh dan kopi karena keduanya dapat meningkatkan kadar asam lambung.
  • Mengonsumsi produk berbahan dasar susu, seperti keju. Para pakar menduga bahwa susu dapat melindungi lambung dan menetralisasi dampak asam lambung.
  • Menghindari konsumsi makanan pedas atau berlemak.
  • Makan dengan porsi kecil, tapi lebih sering. Langkah ini berguna untuk menurunkan penumpukan asam lambung.
  • Miliki berat badan yang sehat dan ideal.
Bagi pasien tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid, sebaiknya menghindari atau mewaspadai penggunaan obat ini di kemudian hari. Jika kondisi kesehatan Anda menuntut Anda untuk tetap menggunakannya, diskusikanlah metode penerapan terbaik dengan dokter agar terhindari dari risiko tukak lambung.

Komplikasi Tukak Lambung

Komplikasi akibat tukak lambung memang jarang dialami pasien, tapi tetap dapat muncul terutama jika tidak ditangani secara tepat. Beberapa komplikasi tukak lambung yang berpotensi serius, meliputi:
  • Pendarahan dalam perut. Ini adalah komplikasi tukak lambung yang paling umum terjadi. Volume pendarahan bisa ringan atau parah hingga membutuhkan transfusi darah.
  • Peritonitis. Meski jarang terjadi, tukak lambung berpotensi melubangi dinding lambung atau usus dan menyebabkan infeksi serius dalam rongga perut. Komplikasi ini membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit karena dapat berakibat fatal jika dibiarkan.
  • Terhalangnya pergerakan makanan dalam sistem pencernaan. Tukak lambung terkadang bisa bengkak atau membentuk jaringan parut yang dapat menyumbat saluran pencernaan sehingga makanan tidak bisa lewat. Komplikasi akan memicu gejala cepat kenyang, muntah-muntah, dan penurunan berat badan. Prosedur operasi mungkin dibutuhkan untuk menangani jaringan parut yang terbentuk.
Usia pasien serta penggunaan obat antiinflamasi non-steroid akan memengaruhi risiko seseorang untuk mengalami komplikasi tukak lambung. Lansia di atas 70 tahun merupakan penderita tukak lambung yang memiliki risiko komplikasi tertinggi.
Begitu juga dengan tukak lambung akibat konsumsi obat anti inflamasi non-steroid. Komplikasi pada jenis ini sering tidak menunjukkan gejala sehingga tidak disadari dan tidak bisa diobati. Diperkirakan terdapat sekitar dua persen di antara penderita tukak lambung akibat obat anti inflamasi non-steroid yang mengalami komplikasi.

Pencegahan Tukak Lambung

Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan agar terhindar dari risiko terkena tukak lambung. Di antaranya adalah:
  • Menjaga kebersihan, misalnya sering mencuci tangan dan memastikan makanan benar-benar matang sebelum mengonsumsinya. Langkah ini berguna untuk menghindari risiko infeksi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa bakteri H. pylori berpotensi menyebar melalui makanan dan air minum.
  • Berhati-hati dalam penggunaan obat anti inflamasi non-steroid agar tidak berlebihan.
  • Mengurangi atau berhenti merokok.
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol
Melena merupakan gejala yang paling sering muncul dari perdarahan saluran pencernaan bagian atas, dan biasanya keluhan tersebut terkonfirmasi jika disertai dengan muntah berdarah. Beberapa penyakit yang diketahui sering sebagai penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas antara lain:
  • Ulkus peptikum
Ulkus peptikum adalah luka terbuka yang terdapat di dalam lambung atau duodenum (bagian pertama dari usus halus). Ulkus peptikum merupakan penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan  berhubungan dengan distres epigastric, makanan yang dimakan, dan riwayat ulkus peptikum sebelumnya. Penggunaan obat-obatan aspirin dan non steroidal antiinflammatory drugs (NSAID) dapat menyebabkan luka pada lapisan lambung dan  membuat perdarahan.
  • Sirosis dengan varises esofageal atau lambung
Merupakan luka pada hati yang disebababkan karena berbagai berntuk penyakit hati seperti hepatitis dan beberapa kondisi lainnya, seperti penggunaan alkohol yang berlebihan.
  • Gastitis
Gastritis merupakan peradangan pada lapisan yang melindungi lambung.
  • Esophagitis
Esophagitis merupakan peradangan dari esofagus (kerongkongan).
  • Robek Mallory-Weiss
Robeknya Mallory-Weiss terjadi pada membran mukosa di bagian bawah esofagus atau bagian atas lambung yang biasanya terjadi karena muntah yang berkepanjangan.
  • Keganasan lambung
Biasanya perdarahan akibat kanker lambung disertai dengan penurunan berat badan dan anoreksia.
Sebaliknya, hematochezia merupakan akibat perdarahan saluran cerna bagian bawah, atau mulai dari bagian kolon (usus besar). Beberapa penyakit yang menyebabkan terjadinya hematochezia antara lain:
  • Gangguan pembentukan pembuluh darah
  • Divertikulosis
  • Infeksi (campylobacter, shigellosis, amebiasis)
  • Fisura anal
  • Kolitis (ulseratif kronik, granulomatous, iskemik)
  • Keganasan (kanker) atau polip di bagian usus
  • Tumor jinak
  • Hemoroid internal
  • Akan merasakan rasa panas serta perih pada bagian mulut dan sekitar tenggorokan termasuk masalah gejala penyakit lambung.
  • Tenggorokan akan terasa sakit dan akan  sulit sekali untuk menelan makanan.
  • Perut akan terasa nyeri seperti terbakar dan perasaan terbakar ini tidak hanya sampai pada perut saja akan tetapi pada umumnya penderita akan bisa merasakan terbakar pada bagian dada juga
  • Akan banyak sekali peningkatan jumlah produksi pada air liur hal ini merupakan salah satu gejala refluks asam yang kian terjadi karena tubuh  sedang mencuci iritaan yang asalnya dari dalam perut.
  • Pada sekitar daerah mulut  akan merasakan pahit, hal ini dapat terjadi karena zat asam akan menyebar pada bagian tenggorokan bagian belakang yang akan menimbulkan mulut akan terasa pahit bahkan sampai ada juga yang tersedak.
  • Gejala penyakit lambung yang berikutnya adalah sering  bersendawa yang merupakan ciri dari meningkatnya asam lambung.
  • Dan gejala penyakit lambung yang terakhir terjadinya radang tenggorokan dan batuk yang sangat lah kronis bagi si penderita.

Cara mendiagnosis atau mengetahui penyebab melena adalah dengan melakukan pemeriksaan endoskopi. Pada pemeriksaan ini dimasukkan kamera kecil dengan selang ke dalam saluran pencernaan, dari mulut kemudian gambaran dalan saluran pencernaan dipantau melalui monitor. Jika ditemukan kelainan, dapat dilakukan tatalaksana pada saat itu juga, seperti dengan menjepit bagian yang ulkus sehingga perdarahan berhenti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

prediksi soal UN Biologi 2013

pembahasan soal UN Bahasa Inggris 2007-2012

contoh puisi angkatan 20, 45, 50