Apatis

VAKUM 


Entah kenapa sekarang aku justru jadi mahasiswa yang apatis, bener2 apatis terhadap pemerintah negeri ini. aku justru menjadi apa yang aku benci beberapa tahun yang lalu. menjadi orang yang aku caci maki beberapa tahun yang lalu. kenapa? rasanya muak dengan politik di negeri ini, muak dengan segala embel - embel kekuasaan, organisasi, peraturan dan kebijakan dari negeri ini. menghilang dari perkembangan negeri ini.

Padahal dulu, aku mungkin akan menghujat habis - habisan orang - orang seperti aku ini. orang - orang yang justru apatis kepada negerinya sendiri. karena kalau bukan kita para generasi muda negeri ini, siapa lagi yang akan memperhatikannya? siapa lagi yang akan mentolerir, mengkoreksi bahkan mungkin mengeksekusi.

Tapi justru perasaan ini tumbuh mengakar semakin kuat di dalam pikiran dan pemahamanku. aku muak dengan semua omong kosong tentang negeriku. muak dengan politik - politik keji yang bertebaran di media sosial. muak untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di negeri ku yang semakin lama semakin sakit ini. aku lupa, kalau semakin sakitnya negeriku ini justru karena banyaknya orang - orang seperti aku yang juga tumbuh subur di negeri ini. semakin banyak orang - orang yang tidak peduli bahkan menutup mata mereka pada kenyataan yang terpampang jelas di depan mereka.

Mungkin, inilah salah satu alasan aku tak bisa aktif menulis seperti dulu, tepatnya mempensiunkan diri. karena semua tulisanku berasal dari gelitikan hati nuraniku. dan karena mempensiunkan diri ini. aku pun mulai mengabaikan gelitikan logikaku, gelitikan jurnalistik yang terpendam kuat di alam bawah sadarku. memendam semua perasaanku, mengaburkannya serta menganggap kalau semua ini tak pernah ada.

Namun, tetap saja selalu ada percikan yang keluar dari sela - sela tumpukan batu yang ku tutup rapat di atas pemikiranku. selalu saja ada gelitikan yang mampu menembus kebebalan perasaanku. dan semua itu justru tertuang di tempat yang salah, di tempat yang tidak seharusnya. sebagai komentar di media sosial. mendebat orang lain lewat komentar di media sosial. lucu sekali, hal terlucu yang pernah aku lakukan dan berlaku terus menerus karena aku tak mampu, tidak, tepatnya tidak mau untuk menuangkan semua itu dalam media tulisan di tempat yang telah aku sediakan dari 3 tahun yang lalu. tempat aku menuangkan seluruh ide - ide gila aku, dimana nantinya tentu tidak akan ada orang yang dapat mencaci maki pendapatku, karena ini memang tempatku. jadi terserah aku. berbeda jauh kalau aku menuliskannya di media sosial.

Bayangkan saja, aku vakum hampir 1 tahun lamanya. selain alasan diatas, alasan lain yang membuat aku vakum di dunia ini juga karena aku terlalu sibuk menata mimpi - mimpi (sepertinya) real ku di dunia nyata. mendapatkan bangku kuliah, mengukir prestasi entah apa itu, mengejar nilai IPK tinggi sebagai balasan beasiswa yang kuterima dari pemerintah.

Karena aku fikir, itulah yang terbaik. lagi pula, untuk apa aku kembali menulis? apa gunanya untuk ku sendiri? untuk curriculum vitae ku nanti sebagai senjata untuk melamar pekerjaan. toh aku anak eksak bukan anak bahasa. jurusanku fisika bukan sastra. pilihan hidupku tentang hukum alam bukan hukum manusia. lalu mengapa aku harus peduli dengan semua itu? kenapa aku harus menyalurkan bakat yang tidak begitu penting? bukankah lebih penting untukku mengasah kemampuan yang jelas - jelas merupakan bidangku? bukankah lebih baik untuk tidak membuang - buang waktu, tenaga dan pemikiran utuk hal - hal remeh seperti ini dan fokus pada tujuanku. IPK sempurna, nilai TOEFL sempurna, dan beasiswa untuk S2 di luar negeri, bahkan mungkin menjadi dosen yang luar biasa dengan segudang karya - karya ilmiah! bukan karya - karya sampah hayalan apalagi metafisika.

Tapi semua impianku pun hanyalah sebuah omong kosong. karena yang ku dapatkan justru perasaan sepi. aku tak dapat lagi menuangkan pemikiranku, semua menumpuk di otakku dan justru mulai menjadi racun dalam hidupku. menjadi toksin - toksin yang melemahkan semangatku, membuatku terpuruk kian hari. karena semua pemikiranku hanya tertumpuk di otakku. hanya itu, mempat dan tak dapat keluar, hingga akhirnya meledak dalam keadaan yang salah. juga membawa permasalahan yang tidak seharusnya ku hadapi.

"Salah, apa yang salah?
dan aku masih terus bertanya tentang hal itu?
bukankah ini yang aku mau selama ini?"

Tidak, bukan ini yang ku mau. inilah alasan aku membuat media ini, alat penyimpan pemikiranku, pemahamanku, serta keyakinanku. karena aku tak pernah bisa membaginya dengan orang lain, karena tak ada satupun dari mereka yang akan peduli dengan apapun yang aku pikirkan. tidak ada, hanya aku sendiri. tapi aku harus menyampaikannya, menuangkannya, setidaknya mengeluarkannya dari otakku untuk aku simpan karena menurutku tentu ini adalah hal yang berharga. inilah alasan aku membuat media ini. lalu bagaimana bisa aku lupa dan menjadi apatis? mempensiunkan diri kataku? hahaha........

TIDAK MUNGKIN!!!

Selama aku masih hidup, selama itu pula gelitikan - gelitikan karena pemahamanku baik tentang dunia luar maupun tentang duniaku sendiri akan selalu ada. ada. ada. dan ada. dan selama itu pula aku tidak aka bisa mempensiunkan diri.....

Karena itu adalah diriku yang sebenarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

prediksi soal UN Biologi 2013

pembahasan soal UN Bahasa Inggris 2007-2012

contoh puisi angkatan 20, 45, 50