MAYAT HIDUP
Tubuh kaku hati keras
Tapi gerak dan bertalu
Tapi indah dan mematung
Tapi biasa dan normal
Tubuh tegap yang berdiri
Memahat teripang – teripang berduri
Lalu apalagi?
Tubuh kaku hati keras
Toh semua biasa dan normal
Waktu – waktu berjejer
Menambah deret Mc. Laurin atau Tayler
Siapa peduli?
Toh tubuh kaku hati keras
Toh semua wajar dan sama
Tak ada perbedaan
Tak ada perubahan
Waktu – waktu
Tahukah kamu
Seiring waktu itu berderet
Seseorang berharap
Yah sebuah harapan rumit
Rumit rungsak berdebu
Harapan kuno setiap tubuh kaku itu
Harapan ketika hati mereka mencair
Dan hidup baru dimulai
Puisi ini sebenarnya sama seperti puisi cerita –
cerita. Tapi dengan pengambilan sudut pandang yang berbeda. Disini aku
menganggap bahwa semua orang yang terjebak dalam rutinitas dan belenggu –
belenggu ini adalah mayat hidup. Kan ada banyak kegiatan yang kita lakukan
tanpa tahu apa gunanya? Kenapa? Dan mengapa? Hanya kita lakukan karena itu
wajar, karena itu normal, standart kebanyakan orang. Orang yang mana? Entahlah,
kan semua kembali ke persepsi triliunan orang – orang itu sendiri. Tapi semua ada
kesamaan, yaitu mengharap terbebas dari rutinitas, mengharap kebahagian dari
cinta, dll. Yang kemudian mereka akan berkata bahwa hidup yang sebenarnya baru
dimulai. Padahal hidup yang bagaimana yang baru dimulai? Kebahagian yang
seperti apa? Itu kenapa aku bilang rumit, rungsak dan berdebu. Harapan kuno
yang selalu ada dan mengakar kuat dari dulu hingga sekarang. Tapi berdebu
ditelan idealism saat ini, saat dulu dan saat nanti. Koyak dengan kerumitannya.
Dan selamanya akan selalu begitu. Huh….selali rumit, rungsak dan berdebu di
setiap jaman apapun. Dengan kerumitan, kerungsakan, dan debunya masing –
masing. Ah, agak menyebalkan. Hehehe…
Komentar