puisi, manusia, mayat hidup

MAYAT HIDUP


Tubuh kaku hati keras
Tapi gerak dan bertalu
Tapi indah dan mematung
Tapi biasa dan normal

Tubuh tegap yang berdiri
Memahat teripang – teripang berduri
Lalu apalagi?
Tubuh kaku hati keras
Toh semua biasa dan normal

Waktu – waktu berjejer
Menambah deret Mc. Laurin atau Tayler
Siapa peduli?
Toh tubuh kaku hati keras
Toh semua wajar dan sama
Tak ada perbedaan
Tak ada perubahan

Waktu – waktu
Tahukah kamu
Seiring waktu itu berderet
Seseorang berharap
Yah sebuah harapan rumit
Rumit rungsak berdebu
Harapan kuno setiap tubuh kaku itu
Harapan ketika hati mereka mencair
Dan hidup baru dimulai

Puisi ini sebenarnya sama seperti puisi cerita – cerita. Tapi dengan pengambilan sudut pandang yang berbeda. Disini aku menganggap bahwa semua orang yang terjebak dalam rutinitas dan belenggu – belenggu ini adalah mayat hidup. Kan ada banyak kegiatan yang kita lakukan tanpa tahu apa gunanya? Kenapa? Dan mengapa? Hanya kita lakukan karena itu wajar, karena itu normal, standart kebanyakan orang. Orang yang mana? Entahlah, kan semua kembali ke persepsi triliunan orang – orang itu sendiri. Tapi semua ada kesamaan, yaitu mengharap terbebas dari rutinitas, mengharap kebahagian dari cinta, dll. Yang kemudian mereka akan berkata bahwa hidup yang sebenarnya baru dimulai. Padahal hidup yang bagaimana yang baru dimulai? Kebahagian yang seperti apa? Itu kenapa aku bilang rumit, rungsak dan berdebu. Harapan kuno yang selalu ada dan mengakar kuat dari dulu hingga sekarang. Tapi berdebu ditelan idealism saat ini, saat dulu dan saat nanti. Koyak dengan kerumitannya. Dan selamanya akan selalu begitu. Huh….selali rumit, rungsak dan berdebu di setiap jaman apapun. Dengan kerumitan, kerungsakan, dan debunya masing – masing. Ah, agak menyebalkan. Hehehe…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

prediksi soal UN Biologi 2013

pembahasan soal UN Bahasa Inggris 2007-2012

contoh puisi angkatan 20, 45, 50